Sabtu, 11 Desember 2010

BAGAIMANA MENAFSIRKAN ALKITAB

Bicara soal menafsirkan Alkitab, saya membaginya menjadi dua kelompok besar, yaitu seharusnya dan secukupnya.

1. Menafsir Alkitab: Seharusnya

Bagaimana menafsirkan Alkitab yang seharusnya?

Pertama, kita harus dapat membaca dan mengerti Alkitab dalam bahasa aslinya.

Alkitab ditulis dalam bahasa Ibrani (Perjanjian Lama) dan Yunani (Perjanjian Baru). Kemampuan untuk membaca dan mengerti Alkitab dalam bahasa asli sangat penting karena tidak ada terjemahan Alkitab yang seratus persen benar. Terjemahan Alkitab pun sebenarnya mengandung unsur penafsiran juga. Kedua, kita harus mengerti sesungguhnya dari kata yang digunakan.

APOLOGETIKA KRISTEN: TANGGUNG JAWAB SEMUA ANAK TUHAN

APA ITU APOLOGETIKA KRISTEN?

Apologetika berasal dari kata Yunani apologia yang berarti berbicara untuk mempertahankan atau memberikan jawaban. Di dalam kitab suci kata ini dipakai dalam konteks 1Petrus 3:15-16:

Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab (apologia) kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

Jadi, apologetika artinya adalah sebuah studi untuk mempelajari bagaimana melaksanakan pertanggungan jawab, mempertahankan atau memberikan jawaban dari apa yang ia yakini dengan efektif. Lalu apa artinya apabila kata apologetika dikaitkan dengan kata Kristen?

Iman Dan Realita: Sebuah Renungan Filosofis

"... dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus ..." (Ef. 6:1-18).
Iman dan kenyataan sering dianggap sebagai dua hal yang berbeda. Iman dipahami sebatas "urusan surga", sedangkan realitas ada di "dunia yang lain". Sulit untuk mengharmoniskan kedua tema ini; bahkan seperti pepatah: "Gatal di kepala, menggaruk di kaki". Tidak ada hubungan sama sekali! Benarkah?

PENERAPAN PENDIDIKAN KRISTEN PERJANJIAN LAMA DALAM ERA MODERN

Bagi orang Israel, pendidikan -- khususnya pendidikan rohani -- merupakan bagian integral dari perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Ulangan 6:4 memuat "Shema", yaitu doa yang diucapkan dua kali sehari, setiap pagi dan petang dalam ibadah di sinagoge. Ayat ini amat penting karena merupakan pengakuan iman yang sangat tegas akan Tuhan (Yahweh) sebagai satu-satunya Allah yang layak disembah:

"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!" (Ulangan 6:4)

YESUS KRISTUS: MESIAS YANG DIJANJIKAN

Alkitab terbagi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yaitu janji dan penggenapan. Janji keselamatan yang mulia dari Allah ini telah dinubuatkan mulai dari Kitab Taurat Musa (Kej. 3:15) hingga tulisan nabi-nabi terakhir dari Perjanjian Lama (Za. 9:9). Salah satu gambaran yang paling kaya tentang zaman mesianis terdapat dalam Kitab Yesaya, di mana Sang Juruselamat dideskripsikan sebagai Mesias Ilahi (Yes. 9-5), yang akan datang sebagai Hamba Tuhan (Yes. 42:1-4; 49:5-7; 52:13-15), khususnya sebagai Hamba Tuhan yang menderita (Yes. 53:1-12). Kedatangan-Nya akan membawa penghakiman atas orang jahat dan pemulihan bagi umat Allah, serta pembaruan total atas segala sesuatu: langit dan bumi yang baru (Yes. 65:17; 66:22). Hal ini menjadi pengharapan setiap umat yang saleh.

BUKAN SEKADAR BUNGKUS KADO

Setiap tahun di hari Natal, James Baxter menyaksikan bagaimana orang-orang merobek dan membuang produk dari perusahaannya. Seluruh waktu yang dihabiskan untuk membuat rancangan kreatif dan proses produksi yang cermat lenyap dalam sekejap. Namun, Baxter tidak menyesal. Sebagai presiden direktur dari perusahaan pembuat kertas kado Natal terbesar di Amerika Serikat, Baxter berkata, "Yang tidak kami inginkan adalah kalau produk kami hanya tersimpan rapi di lemari."

MENGAPA KITA MEMULIAKAN ALLAH

"... semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, ...." (Yesaya 43:7)

Tuhan menciptakan manusia bukan supaya manusia hidup dan berbuat sekehendak hatinya. Tuhan menciptakan manusia supaya manusia tahu, ia harus memuliakan Allah Pencipta. Inilah tujuan kita diciptakan, tujuan kita ditebus.